Terhubung dengan kami

Hukum

PUKAT Sulsel: Direksi BUMD Makassar Masih Dihantui Balas Budi Politik


Restorasi NEWS| Makassar – Proses seleksi Direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kota Makassar kembali menuai sorotan. Ketua Pusat Kajian dan Advokasi Anti Korupsi (PUKAT) Sulawesi Selatan, Farid Mamma, SH, MH, menilai seleksi tersebut masih diwarnai praktik balas budi politik, bisnis, maupun kekerabatan.

Menurut Farid, hasil pemantauan tim analisis informasi PUKAT Sulsel menemukan adanya dugaan perlakuan istimewa terhadap sejumlah kandidat tertentu saat ujian tertulis yang digelar Sabtu (30/8/2025) di SMP Negeri 6 Makassar.

“Kami mencatat, pejabat sementara direksi dan beberapa kandidat yang diketahui memiliki kedekatan politik maupun relasi dengan pejabat daerah ditempatkan di ruangan berbeda dari peserta lainnya. Hal ini menimbulkan kesan kuat bahwa ujian tertulis hanya dijalankan sebagai formalitas belaka,” tegas Farid, belum lama ini

Ia menambahkan, pola semacam ini semakin menguatkan anggapan publik bahwa Pemkot Makassar masih sulit melepaskan diri dari praktik nepotisme dalam pengisian jabatan strategis di BUMD. Padahal, kata dia, proses seleksi seharusnya berbasis pada kompetensi, integritas, dan rekam jejak profesional.

“Kalau pola ini terus dipelihara, jangan harap BUMD bisa sehat. Justru masyarakat yang akan dirugikan karena perusahaan daerah dijalankan tanpa standar profesionalisme yang benar,” ujarnya.

Farid juga mengingatkan Pemkot Makassar untuk belajar dari berbagai peristiwa yang mengikis kepercayaan publik terhadap pemerintah, termasuk tragedi kebakaran Gedung DPRD Makassar yang dinilai sebagai simbol kegagalan komunikasi dan lemahnya transparansi.

“Kasus gedung DPRD itu bukan hanya soal insiden kebakaran, tetapi potret krisis kepercayaan rakyat terhadap institusi pemerintah. Jangan sampai pola yang sama terjadi dalam seleksi BUMD. Jika publik tidak percaya proses seleksi, legitimasi direksi terpilih akan dipertanyakan sejak awal,” katanya.

Sejumlah aktivis mahasiswa yang ikut memantau jalannya seleksi juga menyuarakan keresahan serupa. Mereka menilai tes seharusnya menjadi ruang yang adil untuk mengukur kapasitas calon, bukan formalitas belaka.

Di tengah kritik tersebut, sejumlah nama dengan pengalaman panjang di bidang manajemen pasar dan properti dinilai lebih layak diberi ruang. Farid mencontohkan, salah satu kandidat yang pernah mengembangkan Pasar Segar Makassar dan memiliki lebih dari 20 tahun pengalaman di industri properti ritel.

“Kita butuh direksi yang profesional, punya sertifikasi, pengalaman, dan visi membangun pasar. Bukan direksi titipan,” tegas Farid.

Sementara itu, Panitia Seleksi (Pansel) BUMD Makassar menjadwalkan tahap berikutnya berupa psikotes, presentasi makalah, dan wawancara. Hasil akhir seleksi nantinya akan diajukan ke Wali Kota Makassar untuk diputuskan.

PUKAT Sulsel menegaskan akan terus mengawal proses ini hingga selesai. “Seleksi BUMD adalah ujian transparansi bagi Pemkot Makassar. Jangan sampai kembali menjadi panggung nepotisme,” tutup Farid.


Klik untuk komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terpopuler

error: Content is protected !!